Selasa, 14 November 2017

kesenian jepara wetan binangun


Hasil gambar untuk jepara wetan binangun tentang sejarah  kesenian
Kesenian Kudang Lumping Mekar Sari Jepara Wetan Binangun





Menyambut datangnya tahun baru 1 Muharram 1432 H/ 1 Syuro 1944 Jawa, padepokan Retno Arum yang dipimpin ibu Gito desa Jepara Wetan Kecamatan Binangun, Rabu (8/12) menggelar Prosesi larungan Adat Sedekah Laut.
Prosesi larungan adat Sedekah Laut, diikuti Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Direktur Penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan YME Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Drs. Gendro Nurhadi, MPd, Wakil Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji, serta sejumlah pejabat tingkat Provisi Jawa Tegah dan Kabupaten Cilacap.
Prosesi larungan adat Sedekah laut yang digelar Padepokan Retno Arum sudah berjalan sejak tahun 1975 hingga sekarang yakni melarung jolen/sesaji ke Laut Selatan, guna memohon keselamatan dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Iring-iringan prosesi menampilkan tiga kereta Kencana yang dinaiki oleh Nyi Kanthil/ibu Gito, Gubernur Jawa Tengah beserta ibu Bibit Waluyo, dan Wakil Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji beserta ibu Tetty Suwarto Pamuji. Prosesi juga dimeriahkan dengan penampilan thek-thek, sejumlah peraga larungan adat yang dimulai barisan kirab manggolo dan subo manggolo, prajurit, putri domas, dan Jolen/sesaji.
Prosesi larungan adat Sedekah laut menempuh perjalanan sepanjang 5 kilometer dari Padepokan Retno Arum menuju pantai Widarapayung Cilacap, tempat dilarungnya Jolen/sesaji.
Disepanjang jalan yang dilewati prosesi Sedekah laut tersebut, dipadati oleh warga masyarakat sekitar yang secara antusias menyaksikan gelar prosesi adat larungan sedekah laut, hingga sampai pada pantai Widarapayung.
Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo dalam kesempatan sebelum prosesi larungan dimulai mengatakan, gelar budaya sedekah laut sudah menjadi budaya dari masyarakat Jawa. Untuk itu perlu terus kita uri-uri dan lestarikan, sehingga masyarakat Jawa Tengah, tidak kehilangan budayanya.
Lebih lanjut Gubernur Bibit Waluyo menyampaikan, peringatan tahun baru/warso enggal ini merupakan sarana untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, sehingga masyarakat Jawa Tengah dijauhkan dari segara bencana serta diberi ketentraman, gemah ripah loh jinawi menuju masyarakat yang sejahtera lahir dan batin.(hromly)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar